Membicarakan mengenai negara kita tercinta ini, negara Indonesia mungkin ada orang yang bangga dengan adanya negara ini telah merdeka, namun apakah selama ini kita merdeka? mungkin ada sebagian masyarakat yang mengatakan kita merdeka (bagi mereka kalangan tinggi yang mengatakan merdeka). Tidak sedemikian pendapat dari rakyat kecil yang mengatakan negara ini merdeka namun rakyatnya tak kunjung merdeka. Berbagai pendapat yang di lontar mengenai kemerdekaan negara ini, saya yang tidak begitu memahami bagaimana negara ini, seperti apa negara ini dan siapa yang pantas di dengar di negara ini, saya tak mengerti. Tidak begitu banyak ilmu yang saya miliki, tidak begitu besar pemahaman saya akan pentingnya negara dan masyarakat, namun saya mencoba memberikan sedikit pendapat dan kritikan kepada mereka yang berdiri tegak menjadi wakil rakyat, menjadi pemimpin masyarakat kecil. Mereka yang selama ini di banggakan, dipilih untuk bisa menyampaikan aspirasi rakyat yang tak berpendidikan tinggi, hal itu sepertinya tak berarti apa yang di harapkan rakyat yang tak mengerti keinginan para pemimpinnya.
Negara Indonesia ini sangat kaya dengan apa yang dimilikinya, banyak hal yang dan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk penghasil negara ini, namun itu hanya cerita lama tidak untuk sekarang, banyak saham yang di jual ke luar negri dan andaikan seluruh rakyat di Indonesia ini mengetahui seberapa miskinnya negri ini, tidak hanya negri ini yang miskin melainkan masyarakanya pun ikut miskin karena kesalahan yang merugikan rakyat.
Negara demokrasi benarkah negara ini demokrasi? demokrasi bagi mereka yang memiliki jabatan yang tinggi, memiliki ilmu dan pengetahuan yang luar biasa, masih dapatkah negara ini dikatan sebagai negara yang demokrasi? teringat salah satu film di Indonesia yang begitu memberikan artian yang luar biasa dan bisa menjadi pemikiran kembali kepada mereka yang menduduki jabatan tertinggi, terutama di kalangan pemerintahan. Sangat memberikan pembelajaran yang baik, salah satu kalimat yang selalu terniang di ingatan telah di ucapkan salah satu pemeran di film tersebut “ yang paling besar kuasanya mereka yang korupsi, mereka yang habisin uang rakyat, yang biarin rakyatnya melarat ”. Begitu tegasnya seorang penggangguran sarjana pendidikan melontarkan kalimat tersebut untuk sedikit menggerakan otak-otak mereka yang belum lentur terhadap nasib rakyat. Rakyat miskin bukan karena mereka tidak berpendidikan, bukan karena mereka malas, melainkankarena mereka yang tertinggi yang menghancurkan. Teringat kembali pada pasal 34 ayat 1 UUD 1945 walau lama namun menyentuh, “ fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara ” namun itu hanyalah pasal dan undang-undang dasar belaka di negara ini, walau kuat hitam di atas putih tidak membuat hal itu di tegakkan.
Terlihat di ibu kota kita sekarang tidak membuat rakyat yang terbiasa mengemis menjadi berkurang, justru semakin hari semakin besar rakyat yang meminta-minta. Dengan memohon saat mengajukan diri menjadi wakil rakyat dan memberikan janji-janji belaka membuat masyarakat kecil tergiur dan hal itu sangat membuming di kalangan masyarakat. Dengan harapan yang kecil, rakyat bisa di bantu, namun ketika lolos menjadi wakil rakyat mereka yang telah di pilih justru menutup jendela mobil ketika melihat rakyat yang dulu mereka minta untuk memilih mereka menjadi wakil rakyat yang baik, tidak memberikan buaian-buaian yang pernah di sampaikan dahulu saat merintis. Beginilah nasib rakyat yang tak memiliki suara, hanya diam dan diam yang dilakukan, tetap pasrah kepada nasib yang di jalani selama ini. Tak ada setetes belas kasihan kepada mereka justru hanya ada segudanng tambahan masalah, penggusuran dan lain sebagainya yang membuat mereka semakin miskin. Rakyat tidak mengerti apa yang akan di capainya jika hidupnya selama ini dalam keadaan susah dan selalu di usir-usir karena tak ada tempat berteduh yang layak. Contoh saja rumah susun yang di bangun pemerintah untuk rakyat miskin di Jakarta, namun rumah susun tersebut justru yang menempati tinggal adalah mereka yang mampu dan memiliki rumah pribadi serta mobil yang menjadi transportasi mereka sendiri. Negara kaya namun rakyat miskin lah yang pantas di katakan, semua hal yang terjadi di sekeliling kita bukan karena mereka tak pernah mencoba bekerja namun lapangan pekerjaan yang terbatas bagi mereka yang memiliki pendidikan yang terbatas pula, jangankan bagi mereka yang memiliki pendidikan sedikit yang memiliki pendidikan hingga sarjana pun masih sukar untuk mendapatkan pekerjaan, semua itu tergantung pada kita yang pandai-pandai bisa membuka lapangan pekerjaan. Sumber daya alam yang di miliki negara ini pun sangat berlimpah namun hal tersebut telah di manfaat bagi mereka yang tidak bertanggung jawab dalam sumber daya alam yang di miliki, contohnya di Papua dari perairan terlihat bagian luar hutan sangat asri, hutan yang dimiliki sangat lebat namun di dalam huatan tersebut gundul, habis karena penebang-penebang yang menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan masyarakat kecil. Beginilah negara kita yang tercinta ini, nasib para petani akan terus menjadi petani, nasib para pengemis akan tetap menjadi pengemis, tak pantas negara ini disebutkan sebagai negara yang demokrasi.
Menyedihkan memang bila terus membahas negara ini, perekonomian berubah dari 6% mejadi 7,5% di gembor-gemborkan bahwa perekonomian negara kita mengalami peningkatan, mungkin memang benar perekonomian negara ini meningkatkan, maka meningkat pula hutang-hutang negara ini serta meningkat pula kemiskinan di negara ini yang selalu mencekik masyarakat yang lemah tak berdaya. Suram jika terus mengungkit segala hal di negara ini, ada kalanya rakyat menjerit dan ada kalanya rakyat merintih kepedihan karena ulah yang sepihak. Malang contohnya, tepatnya di kawasan MT. Hayono (dinoyo), pasar traisional yang membantu rakyat miskin berusaha mencari nafkah justru akan di revisi menjadi pasar yang lebih baik namun hal tersebut hanyalah bohong belaka, pasar yang menjadi tempat mendapatkan uang untuk anak istri di rumah akan di bangun mall, banyak sebab yang di luncurkan para pemerintah daerah karena pasar tersebut mengganggu lalu lintas, kumuh dan bau, apakah hal itu yang bisa para pemerintah daerah bisa lakukan? Hal apa yang bisa di lakukan masyarakat kecil jika hal tersebut terjadi, kemungkinan besar pengangguran di negara ini semakin membludak.
Sebagai mahasiswa di negara ini, bantulah mereka saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan, tidak perlu berpatokan jika lulus harus menjadi PNS, tapi berpikirlah bagaimana caranya agar kita dapat memberikan mereka yang telah menjadi pengangguran memiliki pekerjaan kembali, memberi lapangan pekerjaan untuk mereka. Kesimpulan dari yang saya tulis adalah negara ini memang kaya namun rakyat miskin tetap menjadi miskin karena tidak ada sedikit bantuan yang benar-benar bisa membangun rakyat miskin menjadi sedikit berubah nasib. Ada kalanya putaran roda itu tak selamanya yang di bawah akan terus tetap di bawah namun perubahan itu harus tetap terrjadi namun tak mungkin yang di bawah akan tetap di bawah bahkan semakin kebawah dan di atas akan semakin ke atas.
0 komentar:
Posting Komentar